Sunday, February 8, 2015

Jaga "Kelambu Alami" untuk Cegah DBD dan Malaria

Musim hujan sudah mulai akhir-akhir ini,banyak dampak positif yang ditimbulkan seperti para petani sudah mulai menanam padi di sawah dan banyak kebun-kebun rakyat yang terancam tanamannya kini mulai menghijau kembali. Cerita kesulitan air baku oleh penduduk kini tidak terdengar lagi (paling tidak sampai musim hujan berakhir).

Dibalik banyaknya dampak yang ditimbulkan oleh musim hujan ini tentu banyak juga dampak negatif yang ditimbulkan apalagi kalau tidak disertai dengan manajemen yang baik. Dampak yang mungkin langsung terpikir adalah banjir karena media justru sangat ramai memberitakan ini apalagi pusat ibu kota negara kita memang sudah terkenal sebagai kota langganan banjir. Namun pada kesempatan kali ini kami tidak akan mengulas tentang banjir,kami akan mengulas dampak lain dari genangan hujan yaitu munculnya penyakit demam berdarah (DBD).

Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat sebagai DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia. Nyamuk yang sudah tercemar dengan virus ini akan sangat berbahaya jika menghisap darah manusia lainnya, namum sebenarnya ini bisa dicegah dengan cara mencegah nyamuk berkembang biak dan mencegahnya masuk ke pemukiman penduduk.

Ada cara lama yang biasa disosialisasikan untuk pencegahannya yaitu 3 M :
1.Menutup
2.Menguras
3.Menimbun

Cara diatas tergolong cara lawas dan masih terus dipraktekkan sekarang,namun kenyataannya penyakit DBD tetap saja mewabah. Secara sederhana cara 3 M memang masuk akal namun cara ini tidak menyelesaikan persoalan karena banyak faktor lain yang diabaikan. Genangan air dalam skala lebih luas tentu akan sangat susah diantisipasi ditambah lagi habitat  alami nyamuk sudah rusak sana sini.

Untuk pencegahan lebih luas harus memakai pendekatan ekosistem, namun yang bagaimana sebenarnya pendekatan ini?. Ekosistem alami nyamuk salah satunya adalah Mangrove di dalam ekosistem mangrove rupanya nyamuk memegang peranan yang sangat penting dalam sistem rantai makanan. Nyamuk merupakan konsumer tingkat 1 dalam ekosistem ini dan banyak ikan-ikan kecil dan hewan lainnya yang menjadikannya sebagai sumber makanan.

Namun bagaimana peran Mangrove dalam mencegah  DBD?. Ternyata mangrove ini berfungsi sebagai "kelambu" alami nyamuk, Dalam ekosistem mangrove yang sehat ternyata kebutuhan nyamuk sebagai konsumer tingkat 1 bisa terpenuhi karena dia bisa menghisap darah hewan-hewan yang juga banyak menggantungkan hidupnya pada mangrove, sebagai contoh berbagai bangsa primata,kelelawar burung dan sebagainya. Akibatnya nyamuk ini sangat betah untuk bersarang di wilayah mangrove.

Namun dengan timpangnya ekosistem mangrove saat ini akhirnya nyamuk-nyamuk tadi harus keluar dari sarangnya menuju pemukiman penduduk,nyamuk ini menyimpan telurnya di genangan-genagan air baik itu skala kecil maupun yang lebih besar seperti kolam dan danau-danau buatan. Akhirnya populasi nyamuk semakin bertambah besar karena kelambu alami nyamuk juga sudah tidak bisa memainkan perannya.

Selain menjaga ekosistem mangrove cara yang bisa sangat menunjang adalah penebaran ikan-ikan di genangan-genangan air, ikan yang biasa cocok untuk memangsa jentik nyamuk adalah ikan nila dan yang paling kuat makan jentik adalah ikan cupang (ikan bitte). Dengan penebaran ini ada 2 dampak posistifnya dimana produktifitas perikanan meningkat dan mendukung GEMAR IKAN (Gerakan Makan Ikan) dan dampak lainnya adalah nyamuk bisa dicegah berkembang biak.

Kegagalan pencegahan DBD selama ini karena paradigma pembangunan kita masih sangat sektoral,pencegahan DBD masih lebih banyak di identikkan dengan Kementerian/Dinas Kesehatan padahal persoalan ini akar masalahnya adalah multi sektor. Akhirnya dengan pemikiran sektoral ini upaya yang paling sering dilakukan adalah penyemprotan pada saluran dan genangan air,padahal cara penyemproran ini sebenarnya punya dampak buruk bagi lingkungan karena dalam jangka waktu yang lama akan bersifat toksik bahkan karsinogenik serta memicu nyamuk untuk melakukan evolusi yang mengarah pada kekebalan nyamuk terhadap berbagai jenis obat(racun) anti nyamuk.

No comments:

Post a Comment